Minggu, 14 Februari 2016

Rio Haryanto: si Bocah Malang Asal Solo dan Mereka Yang Tidak Punya Hati

Bismillahirrahmanirrahim.

Sabtu, 13 Februari 2016.

Hari ini (seperti biasa) saya bangun, sholat, kemudian melakukan ritual pagi. Ya, ngecek handphone. Saya sebut ritual karena (entah kenapa) sering saya lakukan di pagi hari, baik disengaja maupun tidak, buruk buruk :v. Dan pagi ini, sungguh pagi yang berbeda dari pagi-pagi yang sudah-sudah. Bukan karena besok valentine, bukan karena hari ini libur kuliah. Semua itu karena…cinta… *apaansilu*.

source: line group.
Berawal dari salah satu temen saya yang ngeshare postingan tentang seseorang yang sudah sejak zaman dahulu kala menjalin asmara dengan saya *wildest dream*. Ya benar, Rio Haryanto. Yang pastinya kalian semua tau bagaimana isi dari artikel tersebut. Dan pagi tadi, saya sangat senang karena (akhirnya) bisa membahas pacar saya bersama teman-teman sekalian. Karena selama ini kalo pengen bahas si abang temen-temen gak ada yang nyautin, mungkin karena si abang belum terlalu terkenal, atau mungkin teman-teman saya yang gak tertarik sama abang, heheh. But now, nowadays, temen-temen saya yang ngerti kalo saya ini (mimpi jadi) pacarnya Rio Haryanto pada ngetag dan ngirimin artikel yang entah kenapa sama semua isinya, wkwk. Thanks anyway :’D. Awal baca artikel tersebut yang pastinya sedih ya, gimana engak sedih orang pacar sendiri wkwk. Dan seterusnya baca, rada ngakak juga. Ya, harap maklum sih ya soalnya itu artikel Rio Haryanto pertama yang dibuat, katanya hehe. Tapi jangan salah, gegara artikel super itu hampir semua akun dan kalangan nge-repost dan membagi-bagikannya kepada sanak saudara mereka :D. Alhasil, makin banyak yang tau siapa Rio Haryanto itu. Iya, “si Bocah Malang dan Negara Yang Tak Punya Harga Diri”. Seperti artikel yang sudah beredar dimana-dimana itu, walaupun antara satu artikel dan artikel lainnya terdapat sedikit perbedaan titik koma dan sumber didapatnya. Kurang lebih seperti ini isinya:

“Ada yang tahu bocah malang ini ?? Saya sengaja menulis dia adalah bocah malang. Jujur, mungkin ini tulisan saya pertama tentang dia.

"Bocah malang"  di sini karna dia lahir dan besar di Indonesia, dia malang juga karna terlalu setia sama Indonesia, dan mimpinya untuk menjadi juara  Formula 1 itu terlalu mahal untuk negara ini.

Dia tidak terkenal sama sekali saat  tampil di GP Turki. Panitia mungkin hanya menganggap si bocah malang ini sebagai pelengkap, karena memang dia tidak dikenal banyak orang. Tapi semua di luar kendali. Dia keluar sebagai juara. Sementara panitia tak menyediakan bendera Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Akhirnya bendera Polandia yang dipasang terbalik sebagai ganti Sang Saka Merah Putih. Dan  dia menyanyi sendiri lagu Indonesia Raya saat bendera itu dinaikkan, karena tak ada lagu Indonesia Raya  di daftar lagu yang disiapkan panitia.

Penghinaan juga diterimanya di ajang GP3 Silverstone, Inggris. Perkasa di Ingris meninggalkan semua lawannya, membuat panitia menuduh dia bermain curang ,sampai semua motor nya di bongkar panitia. Dan ternyata  terbukti semua komponen yang dipakai tidak melanggar aturan.

Penghinaan selanjutnya ketika beberapa negara memintanya pindah kewarganegaraan, karena di Indonesia dia tak kan mungkin didanai untuk mimpinya. Entah apa yang ada di kepalanya, dia tetap setia menjadi warga negara ini.

Beberapa hari lagi mungkin dia akan gagal ikut ke GP 1, karna dana sumbangan pemerintah sudah di astikan ditolak oleh DPR, sedang an dana dari Pertamina tidak bisa keluar kalau tak ada tambahan dari pemerintah. Kesimpulannya  begini: dana untuk Rio Haryanto ini memang akan sulit keluar karna terlalu besar dana yang dikeluarkan untuknya sendiri. Bukankah dana yg di-acc DPR itu harus bisa jadi bancakan rame-rame seperti kasus E KTP , PON Riau atau Wisma Atlet, impor sapi dll. Kalau begitu dana pasti akan mengalir deras seperti air sungai Bogowonto. Syaratnya asalkan bisa dimaling rame-rame seperti juga kasus Hambalang.

Kalau dana cuma buat seorang bocah malang seperti ini, biarlah dia meratapi nasibnya sendiri. Biarkan dia bangun dari mimpi nya, dan mulai menerima kenyataan kalau dia lahir dan berkewarganegaraan: Indonesia.”

Tidak ada yang salah dengan artikel ini, tapi mungkin saya bisa jadi salah jika tidak meluruskan/menambahkan penjelasan untuk artikel ini. Karena bisa jadi kesalahan berpikir dan munculnya perbedaan persepsi *azeek*.  Hanya ingin memperjelas kalimat “Dan dia menyanyi sendiri lagu Indonesia Raya saat bendera itu dinaikkan, karena tak ada lagu Indonesia Raya  di daftar lagu yang disiapkan panitia.”. Iya memang benar pihak panitia pada saat itu tidak menyiapkan lagu Indonesia Raya. Namun, akhirnya panitia mencari lagu Indonesia Raya di youtube. Dan Rio tidak menyanyi sendiri karena pada saat itu ayahnya abang juga nyanyi, hehe :v.

Selain artikel super yang telah mendunia ini, ada juga artikel yang saya lupa sumbernya apa, menyebutkan bahwa abangku sayang ini dari Malang :’D. It is perfectly false gan wkwk. Abangku sayang itu dari Solo, bukan malang :’D. Kalo gak percaya buka aja nih postingan saya tentang Rio Haryanto *modus biar viewer nambah wkwk*. Dan juga sedikit penjelasan buat masyarakat yang sudah meluangkan waktunya untuk berkomentar diartikel manapun tentang Rio Haryanto, yang intinya menyebutkan bahwa abang has no skill makanya butuh dana sebanyak plankton di lautan buat ke F1. Ulala. Buat ke F1 memang butuh dana banyak mbak/mas :’v. Plis deh ya, itu kalo komentar jangan lucu gitu deh ah wkwk. But overall, it’s no problema. Eksistensi pacar saya meningkat, dan pastinya saingan tambah banyak wkwk. But fyi ya buat kalian-kalian yang baru tau dan baru tertarik sama Rio Haryanto, abangku ini sudah punya belahan jiwa :’D. Jadi jangan kaget dan syok, apalagi mau bunuh diri, jangan, itu dilarang Allah SWT. *lucu*

Sekarang ini, nasib “si Bocah Malang Asal Solo dan Mereka Yang Tidak Punya Hati masih terombang ambing walaupun sudah menemukan titik terang. One step closer to F1. Yes, I believe dat. We believe dat. Bentar lagi nih ya, orang-orang yang bilang ngeluarin dana 100 miliar gak segampang itu tuh bakal nelen ludahnya sendiri. Bakal malu pernah bilang ini dan itu, kalo punya malu sih wkwk. Padahal dana udah ada, cuman gegara birokras(h)i(t) yang bodo amat itu jadinya tersendat-sendat dan nasib pacar saya digantungin sama pemerintah, jehong ih L. Emang gak malu apa ya pemerintah Indonesia, Tim Manor sampe ke Indonesia loh. Tuh, mereka aja sampe-sampe memberi kesempatan lagi sama abang buat bisa ke F1, eh ndilalah pemerintah kita terkesan ‘peduli amat’. Lagian gimana juga mau peduli, wong antara badan pemerintahannya aja gak sejalan, wkwk. Kepala kemana, tangan kemana, kaki kemana juga gajelas arahnya :’D. Ada emas didepan mata dibuang-buang. Entar pas direbut orang baru deh ngakunya orang itu mencuri harta kekayaan. Padahal di negeri sendiri juga dilupakan, tak dihiraukan, malah disia-siakan. Gws bangsaku, gws negeriku, gws untuk kita semua.

Aneh aja gitu ngeliat Negara sendiri, kasian. Kasian Negara ini selalu jadi korban keserakahan ‘mereka’ yang gak tau deh kenapa bisa sejago itu bikin rakyatnya menderita, apalagi saya yang sudah 18 tahun sendiri *curcol*. Bener kata kakak tingkat saya “Kenapa Negara ini banyak koruptor? Karena mereka gak punya rasa peduli sama bangsa dan rakyatnya. Dan kenapa rakyat kita masih bertahan? Karena masih ada yang punya rasa peduli sama bangsa dan negaranya.” Kurang lebih seperti itulah wkwk. Jadi intinya adalah peduli. Sekali lagi, peduli. Kurang gede? PEDULI. Tuh. Dulu waktu zaman kuliah gak ada pengkaderan kali ya mereka, jadinya ya begitu wkwk. Sini pak ke kampus saya aja, biar dikader, biar bisa peduli sama angkatan :D.


Saya menulis ini dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada siapapun. Dan juga diluar sana masih banyak orang yang pengetahuannya jauh diatas saya, yang pandangannya bisa nerawang sampe lapisan ke  tujuh, lebaay. Ini adalah hasil dari pandangan dan pemikiran saya tanpa bahan tambahan berupa pengawet maupun pemanis buatan. Jadi aman dikonsumsi untuk jangka waktu yang lama. Silakan tinggalkan komentar, kritik juga saran yaa :))



Ditulis setelah pulang dari jurusan.
Share:

1 Comment:

Anonim mengatakan...

Nggak buruk