Wanita itu aneh. Mereka memiliki indra perasa
yang lebih tajam dibanding indra lainnya. Bahkan, indra mereka terlalu tajam
sampai-sampai melukai dirinya sendiri. Wanita itu makhluk misterius. Yang entah
kenapa populasinya terus bertambah dari waktu ke waktu. Yang membuat hal-hal
ganjil muncul diantara kegenapan-kegenapan yang ada. Iya, wanita itu memang
lucu! Mereka selalu membuat teori yang benar menurut kaumnya sendiri, namun
tidak bisa disalahkan oleh kaum yang lain. Memang, wanita itu semaunya sendiri.
Ingin diperhatikan, ingin dicari, ingin dikejar. Namun, mereka selalu sok
bertindak elegan. Sudah jelas, bahwa wanita adalah pendusta yang ulung. Dia
suka, tapi berlagak benci. Dia perhatian, tapi sok tidak peduli. Dia tahu,
tapi selalu bersembunyi di dalam perahu. Dia sadar, tapi berpura-pura tegar.
Walau lubuk hatinya porak-poranda, yang membuat air laut bermuara diujung matanya.
Tak bisa dipungkiri, wanita adalah makhluk yang plinplan. Dengan angkuh ia
berlari agar dikejar, pada akhirnya dia yang menyesal. Karena telah
mengabaikan, karena telah meninggalkan. Hingga akhirnya ia hanya bisa diam dan
meratapi ke-sok angkuhan-nya. Hanya bisa mengintipnya dari sela-sela selambu jendela. Hanya
bisa memandangnya beranjak pergi tanpa mengucap sepatah kata. Hanya bisa
menahan segala rindu yang terus mencekik tenggorokannya.
Namun, kamu harus ingat. Wanita adalah
makhluk yang lembut. Kelembutannya diungkapkan dengan cara yang mungkin bagimu
kasar. Kepeduliannya ditunjukkan dengan cara yang kontradiktif dengan orang
kebanyakan. Kamu juga harus tau, wanita
itu makhluk yang penyayang. Dia selalu kasihan melihat dirimu didzalimi. Dia
tak pernah tega untuk benar-benar meninggalkanmu sendiri. Kamu juga harus paham,
wanita adalah makhluk yang tulus. Ia tulus memberi, tak peduli bagaimana
reaksimu, tak peduli kamu balik memberi atau malah beranjak pergi. Ia tidak
mengharap lebih, walaupun seolah-olah kamu membalas perhatiannya, walaupun kelihatannya kamu menanggapi setiap gerak-geriknya.
Satu hal yang harus kamu mengerti, wanita tidak
meminta tanggapanmu, tidak memohon sikap ramahmu, apalagi mengemis balasanmu.
Wanita hanya butuh satu, kepastian. Kepastian akan sikapmu, atas segala
tanggapan-tanggapanmu, atas segala ucapan-ucapanmu. Agar ia tak ragu menentukan sikap. Agar ia tak gelisah
mengambil langkah. Agar ia bisa segera pergi dengan tenang, tanpa beban.
Teruntuk kamu, yang nampaknya belum tahu jawaban atas sesuatu yang seharusnya kamu tanyakan.
Surabaya, pagi hari.
29 November 2016.