Selasa, 10 Juli 2018

MAIN TIK TOK, DOSA?


Masih ingat sama Duo Keong Racun? Atau Norman Kamaru? Kalau Udin Sedunia? Jika kalian ingat, bersyukurlah, karena berarti kalian pernah menjadi penonton setia Silet setiap jam 12 siang. Jika tidak tahu bagaimana? Tidak apa-apa, bisa jadi kamu yang tidak tahu ini adalah generasi muda penerus bangsa yang diharapkan bisa membanggakan sanak saudara dan menyebarkan kebermanfaatan dimana pun kalian berada. Aamiin.

Barusan itu saya menyindir loh, dek. Gausah geer gitu deh.

Tapi percuma juga sih nyindir mereka lewat tulisan apalagi di blog gue, kebacanya baru 50 tahun lagi kali ye wqwq.

Akhir-akhir ini gue sering banget mendengarkan dan menikmati perdebatan di media sosial, entah itu komentar netizen di akun lambe lambe, postingan orang di status LINE/WA/INSTASTORY, bahkan sampai jadi pembahasan vlogger-vlogger YOUTUBE. Seru sih ngeliatinnya, kadang jadi hiburan juga kalau dah lelah sama dunia nyata (gaya bener gue). Dan yang lagi hangat-hangatnya dibicarakan dimana-mana bahkan sampe jadi trending topic kedua oleh orang-orang di kantor setelah PUBG, yaitu TIK TOK. Ya kalian tau lah ya gimana viralnya tiktok ini hingga melahirkan bintang-bintang tiktok (yang disebut Muser?? Entahlah itu) seperti Nurrani dan Bowo Alpenlibe (yang gue tau cuma itu wqwq). Awalnya gue cuma tau Nurrani doang, itu pun cuma nonton video dia sekali doang, tau namanya Nurrani juga gegara Iqbal bales postingan dia. Iya, sesederhana itu pengetahuan gue tentang Nurrani. Dan Bowo? Gue aja baru tau gara-gara gue nanya Bowo itu siapa, terus dikirimin postingan orang di instagram tentang Bowo, tapi gue ga nonton sampe abis (hehe), dan setelah itu lupa. Inget lagi gara-gara temen gue ngirim postingan orang di Line tentang Bowo dan fansnya yang bikin heboh sejagat maya. Semakin inget lagi gara-gara Kemenkominfo baru-baru ini ngeblokir Tik Tok (yang katanya) gara-gara banyak konten negatif (well, gue ga tau sih konten negatifnya kaya gimana, cuman denger-denger dari orang kantor emang ada wqwq). Lalu, gue baru aware bahwa Bowo ini adalah sasaran netizen untuk dijadiin bahan gibah dan bully baik di media sosial maupun dunia nyata. And the story starts here.

Setelah Tik Tok di blokir, banyak banget yang pro sama pemerintah, tapi nggak sedikit juga yang kontra. Ada yang berkomentar bahwa langkah pemerintah itu nggak ngaruh malah bikin rusuh, ada yang senang gara-gara akhirnya pemerintah ngeblokir Tik Tok, ada juga yang nggak terima kenapa Tik Tok harus di blokir. Dan komentar yang paling menarik perhatian gue adalah “Yang salah itu bukan aplikasinya, tapi orang yang make aplikasinya...Percuma aja blokir Tik Tok, abis ini orang-orang yang bikin video Tik Tok pada pindah ke facebook, line, instagram...Yang sakit kaki yang diamputasi tangan...”. Dan gue sebenarnya setuju juga dengan pendapat mereka itu, tapi nggak sesetuju itu. Ya, walaupun gue sebenarnya juga jijik kalo liat video-video alay Tik Tok, tapi gue juga terhibur dengan video-video Tik Tok yang di post oleh akun-akun instagram. Dan dari video Tik Tok yang pernah gue tonton, gue malah jadi bertanya-tanya, kenapa orang-orang pada riweuh sama Tik Tok? Kenapa netizen-netizen pada ngebully orang-orang yang bikin Tik Tok? Kenapa seolah-olah mereka hina banget sama Tik Tok? Padahal gue yakin seribu persen kalo kalian liat video yang konyol di Tik Tok juga ketawa kan? Dan dari informasi yang gue dapet, karena video di Tik Tok bukan yang cuma gue liat di akun-akun instagram doang, tapi lebih dari itu, dan prihatinnya lagi adalah pengguna Tik Tok itu banyak anak-anak, yang masih cuma bisa menelan mentah-mentah apa yang mereka liat. Gara-gara ini gue jadi semakin prihatin. Sebenarnya lebih prihatin ke orangtuanya sih, kasian bro orangtua harus menanggung akibat dari perbuatan anak. Dosa yang nanggung orangtua, malu orangtua yang kena, kalo ada apa-apa yang dicari orangtuanya. Kasian nggak sih? Dan gue lebih prihatin lagi ngeliat tingkah laku netizen yang berlomba-lomba menunjukkan sisi (sok) bijak dan cerdasnya di kolom komentar media sosial. Prihatin karena ternyata masih banyak orang-orang yang sumbunya pendek, pikirannya dangkal, dan ringan mulut banget. Kenapa gue bilang gitu? Coba aja lu liat komentar-komentar di videonya Bowo atau Nurrani, isinya apa? Ngehina bentuk muka lah, warna kulit, ngehina fisik, berkata kasar, dan perbuatan nirkemanusiaan lainnya. Yang parahnya lagi, bully-annya itu nggak cuma di dunia maya cuy, tapi sampai dibawa-bawa ke dunia nyata! Gila ga lu. Berbuat di dunia maya dibales di dunia nyata. Adil nggak sih? Dan gue juga membaca salah satu berita, entah kebenarannya dapat diakui atau tidak, yang menyatakan bahwa korban bully itu bukan cuma si Bowo doang tapi kakaknya juga sampai digebukin warga yang kesel sama tingkahnya Bowo! Gila ga lu. Sampai segitunya lo benci sama orang. Sampai bisa-bisanya lo ngatain orang kaya gitu. KE ANAK KECIL LAGI!!! Ni ya, kalo nanti (misal, semoga nggak kejadian) si Bowo ini mendapat perlakuan kekerasan dari lo lo yang benci sama dia, yang masuk penjara bukan Bowo tapi lo! Kalo lo kesel sama Bowo yaudah gausah lo tonton videonya dia. Kalo lo nggak suka sama Bowo yaudah jauh-jauh dari informasi tentang dia. Sederhana kan? Lo pikir ngatain orang lewat dunia maya dosanya juga di dunia maya doang? Lo pikir sendiri deh tuh jawabannya apa. Udah gede kan? Udah bisa nge-bully orang kan? Udah tau mana yang benar dan mana yang salah kan?

Gue disini bukan pembela Bowo dan sebangsanya, nggak sama sekali. Gue disini pembela keadilan *azek wqwq*. Bagi gue, TINGKAH Bowo memang nggak banget untuk anak seumurannya, tapi TINGKAH KALIAN PARA NETIZEN YANG BERANINYA KEROYOKAN DI DUNIA MAYA lebih paling NGGAK BANGET DAN SUPER DUPER MENJIJIKKAN. Coba deh gue tanya, faedahnya kalian komentar nyinyir gitu tuh apa hah? Biar Bowo sadar? Biar fans fanatik Bowo sadar? Ni ya lu nyadarin orang secara langsung aje susahnya minta ampun gimana nyadarin lewat dunia maya??? Anak-anak seumuran Bowo tuh masih bocil yang lugu dan mudah terbawa. Emang sih, sering gue jijay gobajay kalau liat tingkah laku anak zaman now yang sok bertingkah dewasa dari umur yang seharusnya (semoga gue nggak gitu). Tapi kalau lo menghujat, mereka malah semakin merasa paling bener sedunia bro! Anak-anak kaya gitu tuh butuh pendekatan secara personal, lewat orang-orang terdekat, terutama keluarga. Peran keluarga penting banget cuy buat membentuk tingkah laku anak. Sekotor apapun lingkungannya, serusak apapun kehidupan disekitarnya, kalau keluarga terutama orangtua bisa memberi pelajaran dan menjaga pergaulan anaknya mah Insya Allah selamat. Intinya tuh, seberapa besar peran dan pengaruh orangtua ke kehidupan anak. Nah untuk kasus Bowo ini, gue nggak tau sih gimana perasaan orang tuanya melihat Bowo menjadi orang yang terkenal gitu, entah mendukung entah seneng entah apa nggak tau gue. Dan gue pun nggak bisa maksa orangtua Bowo harus gimana. Kalian udah nonton vlog Armuh yang sama Bowo itu? Kalo belom, gue saranin tonton deh. Awalnya ketika gue tau kalau yang mengadakan jumpa fans berbayar itu bukan Bowo, gue mikir “Polos amat si Bowo. Itu emang bocil-bocilnya aje yang alay sampe segitunye sama Bowo. Menuhankan Bowo lagih. Gublug.” Semakin gue tonton, semakin gue menyadari sesuatu. Iya, Bowo itu anak yang super polos, lugu, naif, sampai ke bahasa kasarnya, on on. Ya gue maklum lah, anak masih SMP gitu yekan, makanan sehari-hari youtube-tiktok-musically, ga herman kalo dia cuma tau artis cowo YONG LEX dan cewe AYU TING TING. Duh dek, gue mah kasian sama lo. Padahal ada artis cantiq bernama hania maghfira Dian Sastro loh dek wqwq, beda umur cuy. Tuh, anak kaya gitu siapa yang salah coba? Dan lagi cuy, yang membuat gue semaqin jijay adalah gaya dia yang keak orang ganteng sedunia gitu. Gila ga lu. Gue tuh jadi berpikir, kalo gue ada di zaman dia nih, gue bakal kaya gitu juga nggak??? Ada salah satu komentar orang di story yang bilang “KALIAN LO PERNAH ALAY. KALO KALIAN JADI MEREKA SEKARANG, PASTI JUGA PADA MAEN TIKTOK!”. Kalian lo pernah alay, yes that’s true. Everybody had metamorphosed. Pasti main TIK TOK?? Eits, tunggu dulu. Nih ya, kalau gue, pesimis bakal doyan maen TIK TOK. Why?? Kalau lo tau gimana keluarga gue, lo pasti bakal menjadi orang yang hati-hati dalam bertindak. Adek gue yang paling kecil, sebelum dia terjerumus ke dunia seperti itu, udah di-bully duluan sama kakak-kakaknya! Adek gue, kalo ada yang bertingkah radikal dan garis keras, udah dikeroyok duluan sama kakak-kakaknya! Terus kalo kakak-kakaknya yang bertingkah begitu? Beruntungnya, mereka punya kakak yang hebat kaya gue wqwqwq.

Dunia semakin canggih cuy, mau anti teknologi nggak bakal bisa, mau teknologi banget juga nggak baik. Terus gimana? Jadilah orang cerdas dan cerdik pada tempatnya. Lo manusia, dikasih akal dan pikiran buat membedakan yang salah dan benar. Jangan mau jadi budak teknologi, apalagi diperbudak keadaan. Jangan terlalu membenci teknologi, karena teknologi juga bermanfaat buat kehidupan lo. Jadilah orang yang bila bertindak ada dasar dan tujuannya. Jangan cuma bisa ikut-ikutan tanpa tau manfaatnya. Yang menjalani hidup lo ya lo sendiri. Susah seneng lo yang ngerasain. So, jangan sia-siakan hidup lo dengan hal yang tidak bermanfaat. Siapa bilang main Tik Tok itu nggak bermanfaat? Dia bisa melatih kreativitas loh. Yang nggak bermanfaat itu kalian-kalian yang cuma bisa ngatain, menyalahkan, tanpa memberi solusi. Itu.

Jakarta, menjelang Maghrib.
9 Juli 2018.

Share: