Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. – Al Kahfi 29.
Lo pasti sering minta ditunjukan jalan,
diberikan kebenaran, dan dilihatkan kepastian akan hal-hal yang lagi lo
dilemma-in which is lo harap-harap cemas terhadap hasilnya. Dan lo dengan (sok)
tegar dan tawakkalnya menyerahkan segala hal ke Allah. Meminta diberikan yang
terbaik, meminta diberikan keikhlasan, meminta diberikan petunjuk, meminta
diberikan kebenaran, meminta didekatkan, meminta dijodohkan, meminta yang lebih
banyak, sampai-sampai lo lupa kalo sebenarnya lo minta keinginan dan tendensi
lo itu dikabulkan. Disinilah yang biasanya orang-orang lakukan, tak terkecuali
gue.
Sebagai manusia yang wajar tapi ga kurang ajar
*azek*, gue ga luput dari sifat maruk dan lupa diri kalo sebenarnya Allah udah
ngabulin dan menuhin semua permintaan dan doa-doa gue. Gue minta biar uas gue
lancar, alhamdulillah ga ada kendala berarti. Gue minta didekatkan,
alhamdulillah sempet dekat, walaupun sekarang udah ada sekat *wkwk*. Gue minta
diberi kepastian, giliran kepastian itu datang gue malah berpaling. Gue minta
diberi petunjuk dan pertanda, ketika berbagai tanda berdatangan, gue malah
menampik, malah menyalahkan orang lain. Yang akhirnya membuat gue merombak
ulang keinginan gue. Yang tadinya gue udah sok tawakkal dan ikhlas, eh malah
berdoa biar didekatkan lagi, biar dipertemukan lagi, minta diberi petunjuk
lagi. Yang lagi-lagi Allah udah mendekatkan, udah mempertemukan, udah ngasih
petunjuk, tetep aja gue ingkar. Stupid banget ga si.
Seringkali kita ga ngerti bahasa yang digunakan
Allah buat menjawab doa-doa kita. Contohnya aja nih, lo berdoa buat diberi
petunjuk dan kepastian terhadap perasaan lo ke si X, lo berdoa kalo emang dia
yang terbaik buat lo, dekatkanlah, kalo dia bukan yang terbaik buat lo, jauhkanlah,
dan datangkanlah orang yang tepat pada waktu yang tepat. Aamiin. Dengan
perasaan ketar-ketir menunggu jawaban Allah, dan berusaha untuk ikhlas terhadap
hasilnya, eh tetiba skenario Allah jauh dari ekspektasi sederhana lo. Pada
awalnya lo didekatkan dengan dia, dia mendekat, lo semakin rapat, semakin
hangat, dan lo udah keburu geer aja kalo jawaban Allah adalah dia yang terbaik,
tapi ternyata BOOM! Disaat lo udah mengira dan cengar-cengir sendiri atas
skenario Allah itu, Allah ngasih jawabannya. Lo ditunjukan kebenaran dan
kepastiannya (untuk kesekian kalinya). Yang tiba-tiba membuat lo diem seribu bahasa
and dunno what to do.
Emang sih, kadang manusia susah banget
sadarnya. Kalo belom ‘ditampol’ Allah belom nyaho! Paling kesel itu ketika bermaksud
buat memberi pengertian kepada orang-orang yang keliru, tapi dianya ga
sadar-sadar! Udah dikasih tau berkali-kali teteeeep aja ga ngerti. Huh. Udah deh,
orang begitu mah kudu Allah yang ‘nampol’. Hehe. Semoga kita termasuk
orang-orang yang terlindung dari siksa dan adzab Allah, aamiin.
Jakarta, sore hari.
26 Juli 2017.