Masih ingat sama Duo Keong Racun?
Atau Norman Kamaru? Kalau Udin Sedunia? Jika kalian ingat, bersyukurlah, karena
berarti kalian pernah menjadi penonton setia Silet setiap jam 12 siang. Jika
tidak tahu bagaimana? Tidak apa-apa, bisa jadi kamu yang tidak tahu ini adalah
generasi muda penerus bangsa yang diharapkan bisa membanggakan sanak saudara
dan menyebarkan kebermanfaatan dimana pun kalian berada. Aamiin.
Barusan itu saya menyindir loh,
dek. Gausah geer gitu deh.
Tapi percuma juga sih nyindir
mereka lewat tulisan apalagi di blog gue, kebacanya baru 50 tahun lagi kali ye
wqwq.
Akhir-akhir ini gue sering banget
mendengarkan dan menikmati perdebatan di media sosial, entah itu komentar
netizen di akun lambe lambe, postingan orang di status LINE/WA/INSTASTORY,
bahkan sampai jadi pembahasan vlogger-vlogger YOUTUBE. Seru sih ngeliatinnya,
kadang jadi hiburan juga kalau dah lelah sama dunia nyata (gaya bener gue). Dan
yang lagi hangat-hangatnya dibicarakan dimana-mana bahkan sampe jadi trending topic kedua oleh orang-orang di
kantor setelah PUBG, yaitu TIK TOK. Ya kalian tau lah ya gimana viralnya tiktok
ini hingga melahirkan bintang-bintang tiktok (yang disebut Muser?? Entahlah
itu) seperti Nurrani dan Bowo Alpenlibe (yang gue tau cuma itu wqwq). Awalnya
gue cuma tau Nurrani doang, itu pun cuma nonton video dia sekali doang, tau
namanya Nurrani juga gegara Iqbal bales postingan dia. Iya, sesederhana itu
pengetahuan gue tentang Nurrani. Dan Bowo? Gue aja baru tau gara-gara gue nanya
Bowo itu siapa, terus dikirimin postingan orang di instagram tentang Bowo, tapi
gue ga nonton sampe abis (hehe), dan setelah itu lupa. Inget lagi gara-gara
temen gue ngirim postingan orang di Line tentang Bowo dan fansnya yang bikin
heboh sejagat maya. Semakin inget lagi gara-gara Kemenkominfo baru-baru ini
ngeblokir Tik Tok (yang katanya) gara-gara banyak konten negatif (well, gue ga tau sih konten negatifnya
kaya gimana, cuman denger-denger dari orang kantor emang ada wqwq). Lalu, gue
baru aware bahwa Bowo ini adalah
sasaran netizen untuk dijadiin bahan gibah dan bully baik di media sosial maupun
dunia nyata. And the story starts here.
Setelah Tik Tok di blokir, banyak
banget yang pro sama pemerintah, tapi nggak sedikit juga yang kontra. Ada yang
berkomentar bahwa langkah pemerintah itu nggak ngaruh malah bikin rusuh, ada
yang senang gara-gara akhirnya pemerintah ngeblokir Tik Tok, ada juga yang nggak
terima kenapa Tik Tok harus di blokir. Dan komentar yang paling menarik
perhatian gue adalah “Yang salah itu bukan aplikasinya, tapi orang yang make
aplikasinya...Percuma aja blokir Tik Tok, abis ini orang-orang yang bikin video
Tik Tok pada pindah ke facebook, line, instagram...Yang sakit kaki yang
diamputasi tangan...”. Dan gue sebenarnya setuju juga dengan pendapat mereka
itu, tapi nggak sesetuju itu. Ya, walaupun gue sebenarnya juga jijik kalo liat
video-video alay Tik Tok, tapi gue juga terhibur dengan video-video Tik Tok
yang di post oleh akun-akun instagram. Dan dari video Tik Tok yang pernah gue
tonton, gue malah jadi bertanya-tanya, kenapa orang-orang pada riweuh sama Tik
Tok? Kenapa netizen-netizen pada ngebully orang-orang yang bikin Tik Tok?
Kenapa seolah-olah mereka hina banget sama Tik Tok? Padahal gue yakin seribu
persen kalo kalian liat video yang konyol di Tik Tok juga ketawa kan? Dan dari
informasi yang gue dapet, karena video di Tik Tok bukan yang cuma gue liat di
akun-akun instagram doang, tapi lebih dari itu, dan prihatinnya lagi adalah
pengguna Tik Tok itu banyak anak-anak, yang masih cuma bisa menelan
mentah-mentah apa yang mereka liat. Gara-gara ini gue jadi semakin prihatin.
Sebenarnya lebih prihatin ke orangtuanya sih, kasian bro orangtua harus
menanggung akibat dari perbuatan anak. Dosa yang nanggung orangtua, malu
orangtua yang kena, kalo ada apa-apa yang dicari orangtuanya. Kasian nggak sih?
Dan gue lebih prihatin lagi ngeliat tingkah laku netizen yang berlomba-lomba
menunjukkan sisi (sok) bijak dan cerdasnya di kolom komentar media sosial.
Prihatin karena ternyata masih banyak orang-orang yang sumbunya pendek,
pikirannya dangkal, dan ringan mulut banget. Kenapa gue bilang gitu? Coba aja
lu liat komentar-komentar di videonya Bowo atau Nurrani, isinya apa? Ngehina
bentuk muka lah, warna kulit, ngehina fisik, berkata kasar, dan perbuatan
nirkemanusiaan lainnya. Yang parahnya lagi, bully-annya
itu nggak cuma di dunia maya cuy, tapi sampai dibawa-bawa ke dunia nyata! Gila
ga lu. Berbuat di dunia maya dibales di dunia nyata. Adil nggak sih? Dan gue
juga membaca salah satu berita, entah kebenarannya dapat diakui atau tidak,
yang menyatakan bahwa korban bully
itu bukan cuma si Bowo doang tapi kakaknya juga sampai digebukin warga yang
kesel sama tingkahnya Bowo! Gila ga lu. Sampai segitunya lo benci sama orang.
Sampai bisa-bisanya lo ngatain orang kaya gitu. KE ANAK KECIL LAGI!!! Ni ya,
kalo nanti (misal, semoga nggak kejadian) si Bowo ini mendapat perlakuan
kekerasan dari lo lo yang benci sama dia, yang masuk penjara bukan Bowo tapi
lo! Kalo lo kesel sama Bowo yaudah gausah lo tonton videonya dia. Kalo lo nggak
suka sama Bowo yaudah jauh-jauh dari informasi tentang dia. Sederhana kan? Lo
pikir ngatain orang lewat dunia maya dosanya juga di dunia maya doang? Lo pikir
sendiri deh tuh jawabannya apa. Udah gede kan? Udah bisa nge-bully orang kan? Udah tau mana yang
benar dan mana yang salah kan?
Gue disini bukan pembela Bowo dan
sebangsanya, nggak sama sekali. Gue disini pembela keadilan *azek wqwq*. Bagi
gue, TINGKAH Bowo memang nggak banget untuk anak seumurannya, tapi TINGKAH
KALIAN PARA NETIZEN YANG BERANINYA KEROYOKAN DI DUNIA MAYA lebih paling NGGAK
BANGET DAN SUPER DUPER MENJIJIKKAN. Coba deh gue tanya, faedahnya kalian
komentar nyinyir gitu tuh apa hah? Biar Bowo sadar? Biar fans fanatik Bowo
sadar? Ni ya lu nyadarin orang secara langsung aje susahnya minta ampun gimana
nyadarin lewat dunia maya??? Anak-anak seumuran Bowo tuh masih bocil yang lugu
dan mudah terbawa. Emang sih, sering gue jijay gobajay kalau liat tingkah laku
anak zaman now yang sok bertingkah dewasa dari umur yang seharusnya (semoga gue
nggak gitu). Tapi kalau lo menghujat, mereka malah semakin merasa paling bener
sedunia bro! Anak-anak kaya gitu tuh butuh pendekatan secara personal, lewat
orang-orang terdekat, terutama keluarga. Peran keluarga penting banget cuy buat
membentuk tingkah laku anak. Sekotor apapun lingkungannya, serusak apapun
kehidupan disekitarnya, kalau keluarga terutama orangtua bisa memberi pelajaran
dan menjaga pergaulan anaknya mah Insya Allah selamat. Intinya tuh, seberapa
besar peran dan pengaruh orangtua ke kehidupan anak. Nah untuk kasus Bowo ini,
gue nggak tau sih gimana perasaan orang tuanya melihat Bowo menjadi orang yang
terkenal gitu, entah mendukung entah seneng entah apa nggak tau gue. Dan gue
pun nggak bisa maksa orangtua Bowo harus gimana. Kalian udah nonton vlog Armuh
yang sama Bowo itu? Kalo belom, gue saranin tonton deh. Awalnya ketika gue tau
kalau yang mengadakan jumpa fans berbayar itu bukan Bowo, gue mikir “Polos amat
si Bowo. Itu emang bocil-bocilnya aje yang alay sampe segitunye sama Bowo.
Menuhankan Bowo lagih. Gublug.” Semakin gue tonton, semakin gue menyadari sesuatu.
Iya, Bowo itu anak yang super polos, lugu, naif, sampai ke bahasa kasarnya, on
on. Ya gue maklum lah, anak masih SMP gitu yekan, makanan sehari-hari
youtube-tiktok-musically, ga herman kalo dia cuma tau artis cowo YONG LEX dan
cewe AYU TING TING. Duh dek, gue mah kasian sama lo. Padahal ada artis cantiq
bernama hania maghfira Dian Sastro loh dek wqwq, beda umur cuy. Tuh,
anak kaya gitu siapa yang salah coba? Dan lagi cuy, yang membuat gue semaqin
jijay adalah gaya dia yang keak orang ganteng sedunia gitu. Gila ga lu. Gue tuh
jadi berpikir, kalo gue ada di zaman dia nih, gue bakal kaya gitu juga nggak???
Ada salah satu komentar orang di story yang bilang “KALIAN LO PERNAH ALAY. KALO
KALIAN JADI MEREKA SEKARANG, PASTI JUGA PADA MAEN TIKTOK!”. Kalian lo pernah
alay, yes that’s true. Everybody had
metamorphosed. Pasti main TIK TOK?? Eits, tunggu dulu. Nih ya, kalau gue,
pesimis bakal doyan maen TIK TOK. Why?? Kalau lo tau gimana keluarga gue, lo
pasti bakal menjadi orang yang hati-hati dalam bertindak. Adek gue yang paling
kecil, sebelum dia terjerumus ke dunia seperti itu, udah di-bully duluan sama kakak-kakaknya! Adek
gue, kalo ada yang bertingkah radikal dan garis keras, udah dikeroyok duluan
sama kakak-kakaknya! Terus kalo kakak-kakaknya yang bertingkah begitu?
Beruntungnya, mereka punya kakak yang hebat kaya gue wqwqwq.
Dunia semakin canggih cuy, mau
anti teknologi nggak bakal bisa, mau teknologi banget juga nggak baik. Terus
gimana? Jadilah orang cerdas dan cerdik pada tempatnya. Lo manusia, dikasih
akal dan pikiran buat membedakan yang salah dan benar. Jangan mau jadi budak
teknologi, apalagi diperbudak keadaan. Jangan terlalu membenci teknologi,
karena teknologi juga bermanfaat buat kehidupan lo. Jadilah orang yang bila
bertindak ada dasar dan tujuannya. Jangan cuma bisa ikut-ikutan tanpa tau
manfaatnya. Yang menjalani hidup lo ya lo sendiri. Susah seneng lo yang
ngerasain. So, jangan sia-siakan
hidup lo dengan hal yang tidak bermanfaat. Siapa bilang main Tik Tok itu nggak
bermanfaat? Dia bisa melatih kreativitas loh. Yang nggak bermanfaat itu
kalian-kalian yang cuma bisa ngatain, menyalahkan, tanpa memberi solusi. Itu.
Jakarta, menjelang Maghrib.
9 Juli 2018.
1 Comment:
Mak, bahasanya jangan campur2 dong wkwk
Posting Komentar