Bismillahirrahmanirrahim.
Sabtu, 13 Februari 2016.
Hari ini (seperti biasa) saya
bangun, sholat, kemudian melakukan ritual pagi. Ya, ngecek handphone. Saya sebut ritual karena (entah kenapa) sering saya
lakukan di pagi hari, baik disengaja maupun tidak, buruk buruk :v. Dan pagi
ini, sungguh pagi yang berbeda dari pagi-pagi yang sudah-sudah. Bukan karena
besok valentine, bukan karena hari ini libur kuliah. Semua itu karena…cinta…
*apaansilu*.
source: line group. |
Berawal dari salah satu temen
saya yang ngeshare postingan tentang seseorang yang sudah sejak zaman dahulu
kala menjalin asmara dengan saya *wildest dream*. Ya benar, Rio Haryanto. Yang pastinya
kalian semua tau bagaimana isi dari artikel tersebut. Dan pagi tadi, saya
sangat senang karena (akhirnya) bisa membahas pacar saya bersama teman-teman
sekalian. Karena selama ini kalo pengen bahas si abang temen-temen gak ada yang
nyautin, mungkin karena si abang belum terlalu terkenal, atau mungkin
teman-teman saya yang gak tertarik sama abang, heheh. But now, nowadays, temen-temen saya yang ngerti kalo saya ini (mimpi
jadi) pacarnya Rio Haryanto pada ngetag dan ngirimin artikel yang entah kenapa
sama semua isinya, wkwk. Thanks anyway :’D.
Awal baca artikel tersebut yang pastinya sedih ya, gimana engak sedih orang
pacar sendiri wkwk. Dan seterusnya baca, rada ngakak juga. Ya, harap maklum sih
ya soalnya itu artikel Rio Haryanto pertama yang dibuat, katanya hehe. Tapi jangan
salah, gegara artikel super itu hampir semua akun dan kalangan nge-repost dan
membagi-bagikannya kepada sanak saudara mereka :D. Alhasil, makin banyak yang
tau siapa Rio Haryanto itu. Iya, “si Bocah
Malang dan Negara Yang Tak Punya Harga Diri”. Seperti artikel yang sudah
beredar dimana-dimana itu, walaupun antara satu artikel dan artikel lainnya
terdapat sedikit perbedaan titik koma dan sumber didapatnya. Kurang lebih
seperti ini isinya:
“Ada
yang tahu bocah malang ini ?? Saya sengaja menulis dia adalah bocah malang.
Jujur, mungkin ini tulisan saya pertama tentang dia.
"Bocah
malang" di sini karna dia lahir dan besar di Indonesia, dia malang
juga karna terlalu setia sama Indonesia, dan mimpinya untuk menjadi juara
Formula 1 itu terlalu mahal untuk negara ini.
Dia tidak terkenal sama sekali saat tampil di GP Turki. Panitia mungkin hanya menganggap si bocah malang ini sebagai pelengkap, karena memang dia tidak dikenal banyak orang. Tapi semua di luar kendali. Dia keluar sebagai juara. Sementara panitia tak menyediakan bendera Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Akhirnya bendera Polandia yang dipasang terbalik sebagai ganti Sang Saka Merah Putih. Dan dia menyanyi sendiri lagu Indonesia Raya saat bendera itu dinaikkan, karena tak ada lagu Indonesia Raya di daftar lagu yang disiapkan panitia.
Dia tidak terkenal sama sekali saat tampil di GP Turki. Panitia mungkin hanya menganggap si bocah malang ini sebagai pelengkap, karena memang dia tidak dikenal banyak orang. Tapi semua di luar kendali. Dia keluar sebagai juara. Sementara panitia tak menyediakan bendera Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Akhirnya bendera Polandia yang dipasang terbalik sebagai ganti Sang Saka Merah Putih. Dan dia menyanyi sendiri lagu Indonesia Raya saat bendera itu dinaikkan, karena tak ada lagu Indonesia Raya di daftar lagu yang disiapkan panitia.
Penghinaan
juga diterimanya di ajang GP3 Silverstone, Inggris. Perkasa di Ingris
meninggalkan semua lawannya, membuat panitia menuduh dia bermain curang ,sampai
semua motor nya di bongkar panitia. Dan ternyata terbukti semua komponen
yang dipakai tidak melanggar aturan.
Penghinaan
selanjutnya ketika beberapa negara memintanya pindah kewarganegaraan, karena di
Indonesia dia tak kan mungkin didanai untuk mimpinya. Entah apa yang ada di
kepalanya, dia tetap setia menjadi warga negara ini.
Beberapa
hari lagi mungkin dia akan gagal ikut ke GP 1, karna dana sumbangan pemerintah
sudah di astikan ditolak oleh DPR, sedang an dana dari Pertamina tidak bisa
keluar kalau tak ada tambahan dari pemerintah. Kesimpulannya begini: dana
untuk Rio Haryanto ini memang akan sulit keluar karna terlalu besar dana yang
dikeluarkan untuknya sendiri. Bukankah dana yg di-acc DPR itu harus bisa jadi
bancakan rame-rame seperti kasus E KTP , PON Riau atau Wisma Atlet, impor sapi
dll. Kalau begitu dana pasti akan mengalir deras seperti air sungai Bogowonto.
Syaratnya asalkan bisa dimaling rame-rame seperti juga kasus Hambalang.
Kalau dana cuma buat seorang bocah malang seperti ini, biarlah dia meratapi nasibnya sendiri. Biarkan dia bangun dari mimpi nya, dan mulai menerima kenyataan kalau dia lahir dan berkewarganegaraan: Indonesia.”
Kalau dana cuma buat seorang bocah malang seperti ini, biarlah dia meratapi nasibnya sendiri. Biarkan dia bangun dari mimpi nya, dan mulai menerima kenyataan kalau dia lahir dan berkewarganegaraan: Indonesia.”
Tidak ada yang salah dengan
artikel ini, tapi mungkin saya bisa jadi salah jika tidak meluruskan/menambahkan
penjelasan untuk artikel ini. Karena bisa jadi kesalahan berpikir dan munculnya
perbedaan persepsi *azeek*. Hanya ingin
memperjelas kalimat “Dan dia
menyanyi sendiri lagu Indonesia Raya saat bendera itu dinaikkan, karena tak ada
lagu Indonesia Raya di daftar lagu yang disiapkan panitia.”. Iya memang benar pihak panitia pada saat itu tidak menyiapkan
lagu Indonesia Raya. Namun, akhirnya panitia mencari lagu Indonesia Raya di youtube. Dan Rio tidak menyanyi sendiri
karena pada saat itu ayahnya abang juga nyanyi, hehe :v.
Selain artikel super yang telah
mendunia ini, ada juga artikel yang saya lupa sumbernya apa, menyebutkan bahwa abangku
sayang ini dari Malang :’D. It is
perfectly false gan wkwk. Abangku sayang itu dari Solo, bukan malang :’D.
Kalo gak percaya buka aja nih postingan saya tentang Rio Haryanto *modus biar
viewer nambah wkwk*. Dan juga sedikit penjelasan buat masyarakat yang sudah
meluangkan waktunya untuk berkomentar diartikel manapun tentang Rio Haryanto,
yang intinya menyebutkan bahwa abang has
no skill makanya butuh dana sebanyak plankton di lautan buat ke F1. Ulala. Buat
ke F1 memang butuh dana banyak mbak/mas :’v. Plis deh ya, itu kalo komentar
jangan lucu gitu deh ah wkwk. But overall, it’s no problema. Eksistensi pacar
saya meningkat, dan pastinya saingan tambah banyak wkwk. But fyi ya buat
kalian-kalian yang baru tau dan baru tertarik sama Rio Haryanto, abangku ini
sudah punya belahan jiwa :’D. Jadi jangan kaget dan syok, apalagi mau bunuh
diri, jangan, itu dilarang Allah SWT. *lucu*
Sekarang ini, nasib “si Bocah Malang Asal Solo dan Mereka Yang
Tidak Punya Hati” masih terombang ambing walaupun sudah
menemukan titik terang. One step closer
to F1. Yes, I believe dat. We believe
dat. Bentar lagi nih ya, orang-orang yang bilang ngeluarin dana 100 miliar
gak segampang itu tuh bakal nelen ludahnya sendiri. Bakal malu pernah bilang ini
dan itu, kalo punya malu sih wkwk. Padahal dana udah ada, cuman gegara
birokras(h)i(t) yang bodo amat itu jadinya tersendat-sendat dan nasib pacar
saya digantungin sama pemerintah, jehong ih L.
Emang gak malu apa ya pemerintah Indonesia, Tim Manor sampe ke Indonesia loh. Tuh,
mereka aja sampe-sampe memberi kesempatan lagi sama abang buat bisa ke F1, eh ndilalah pemerintah kita terkesan ‘peduli
amat’. Lagian gimana juga mau peduli, wong antara badan pemerintahannya aja gak
sejalan, wkwk. Kepala kemana, tangan kemana, kaki kemana juga gajelas arahnya :’D.
Ada emas didepan mata dibuang-buang. Entar pas direbut orang baru deh ngakunya orang itu mencuri harta kekayaan. Padahal di negeri sendiri juga dilupakan, tak dihiraukan,
malah disia-siakan. Gws bangsaku, gws negeriku, gws untuk kita semua.
Aneh aja gitu ngeliat Negara sendiri,
kasian. Kasian Negara ini selalu jadi korban keserakahan ‘mereka’ yang gak tau
deh kenapa bisa sejago itu bikin rakyatnya menderita, apalagi saya yang sudah
18 tahun sendiri *curcol*. Bener kata kakak tingkat saya “Kenapa Negara ini banyak koruptor? Karena mereka
gak punya rasa peduli sama bangsa dan rakyatnya. Dan kenapa rakyat kita masih
bertahan? Karena masih ada yang punya rasa peduli sama bangsa dan negaranya.”
Kurang lebih seperti itulah wkwk. Jadi intinya adalah peduli. Sekali lagi,
peduli. Kurang gede? PEDULI. Tuh. Dulu waktu zaman kuliah gak ada pengkaderan
kali ya mereka, jadinya ya begitu wkwk. Sini pak ke kampus saya aja, biar
dikader, biar bisa peduli sama angkatan :D.
Saya menulis ini dengan tidak
mengurangi rasa hormat saya kepada siapapun. Dan juga diluar sana masih banyak
orang yang pengetahuannya jauh diatas saya, yang pandangannya bisa nerawang
sampe lapisan ke tujuh, lebaay. Ini adalah
hasil dari pandangan dan pemikiran saya tanpa bahan tambahan berupa pengawet
maupun pemanis buatan. Jadi aman dikonsumsi untuk jangka waktu yang lama. Silakan
tinggalkan komentar, kritik juga saran yaa :))
Ditulis setelah pulang dari jurusan.
1 Comment:
Nggak buruk
Posting Komentar