Senin, 25 April 2016

Say No To Fujur

Assalamualaikum.

Jadi ceritanya hari Kamis kemaren saya gak ada jam kuliah. Alhasil ndekem di kamar sampe dhuhur. Habis itu cus cari makan dan melanjutkan list to do yang udah saya buat. Dan entah kenapa saya tuh suka aja ngelist kegiatan-kegiatan saya yang ‘going to do’. Selain karena saya takut lupa, juga biar saya ingat *yaiyalah*. Sekalian dibuat prioritas juga sih kalo semisal ada jadwal yang tabrakan, jadi gak dilemma ataupun galau milih yang mana. So, ini juga bisa menjadi tips buat temen-temen sekalian yang suka bingung gimana nentuin prioritas, yang mudah lupa tapi susah inget, ataupun yang mudah ingat tapi susah melupakan #tibatibabaper. Oke, kayanya prolog sampe disini aja. Kita lanjut ke bagian inti.



Kemarin, untuk kedua kalinya saya ikut mentoring azik. Selain cara penyampaiannya yang azik, tapi dapet jajan gratis juga, azikkan? Wkwk. Engak sih, jajan mah nomer sekian lah ya. Gak ada jajan juga gapapa, yang penting ada ilmunya *azeek :v*. mentoring kedua saya itu membahas tentang sifat manusia. Yang ternyata sifat manusia itu Cuma ada dua: takwa/takut dan fujur/kesesatan. Hal ini sudah tercantum dalam al quran surat Asy-Syam ayat 7-8 (silakan buka al quran masing masing :D). Dan, kalian pasti pernah kan melakukan perbuatan dosa? What do you feel?



Pastinya ada rasa takut ketauan bahkan merasa bersalah setelah melakukannya. Nah itu dia yang disebut takwa. Perasaan takut ketika melakukan suatu kemudharatan, walaupun akhirnya tetep fujur yang menang. Astaghfirullah. Saya juga pernah kaya gitu. Mau ngelakuin dosa nih, inget Allah, inget azab, inget mati, tapi tetep aja fujur yang menang. Emang ya, setan itu jahat banget. Bisa banget bikin manusia itu tersesat. Terus, gimana caranya biar takwa lebih besar dibanding fujur? Ada yang bilang bahwa sholat itu bisa menghalau perbuatan-perbuatan buruk. Tapi, masih banyak tuh orang-orang yang sholatnya rajin tetep ngelakuin dosa. Nah, kata umi kemaren ada sesuatu yang bisa dibilang kita salah kaprah dalam mengartikannya. “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan fahsya’ dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 29:45). Hayoo surat ke 29 itu surat apa?? Wkwk. Di dalam ayat tersebut, terdapat kalimat “wa aqimish sholah” yang dalam bahasa Arab artinya dirikanlah, tegakkanlah. Nahhh ini dia pusat permasalahannya, (lagi-lagi) kata umi banyak yang hanya sholat sekedar sholat, tapi belum menegakkan sholat. Apa bedanya? Mari kita gali lebih dalam lagi. Kalo tegakkan sholat, berarti bener-bener kusyuk dalam mengerjakannya. Walaupun manusia gak akan bisa bener-bener khusyuk, setidaknya sudah mendekati khusyuk. Selain itu, makna dirikan atau tegakkan sholat yang lain adalah dia menjadikan sholatnya sebagai prioritas utama, bukan sebagai selingan atau waktu istirahat ditengah-tengah kesibukkan (astaghfirullah jangan sampe yaa). Sudah paham kan? Atau mungkin ada pendapat lain? Leave comments :D *modus detected*.

Memang, untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki itu tidak semudah dan sesederhana membalikkan telapak tangan. Kita harus melakukan ini dan itu, menjauhi ini dan itu. Intinya, dunia ini ibarat penjara bagi orang-orang yang beriman. Semoga kita termasuk orang yang beriman yaa, aamiin. Tidak mudah memang untuk istiqomah jadi beriman dan bertakwa. Karena sesungguhnya takwa itu seperti mendaki lagi sukar. Kaya waktu saya ke Butak kemaren. Subhanallah perjuangannya suwewew banget. Tracknya ajib banget, gils banget dah pokoknya. Tapi pas sampe dipuncak, masya Allah bagus banget pemandangannya aaaak sukaaaa. Ya mungkin begitu kali ya gambaran menuju takwa dan beriman. Berakit rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Lanjutin sendiri pantunnya wkwk.

Ada satu part dimana saya merasa seperti benci banget sama iblis. Yaitu ketika membahas surat Al-A’raf ayat 11-18. Secara garis besar artinya begini:
-Iblis dendam sama manusia
-Karena iblis terbuat dari api sedangkan manusia dari tanah. Iblis merasa lebih baik daripada manusia (sifat sombong)
-Orang yang takabur atau sombong tidak akan masuk surga. Allah mengusir iblis dari surga
-Iblis meminta untuk ditangguhkan, akhirnya iblis diberi kesempatan sampai manusia dibangkitkan
-Iblis akan menyesatkan manusia
-Menggoda dari segala sisi
-Siapa yang mengikuti iblis akan dimasukkan kedalam neraka.
Tuh kan, kesel banget gak sih sama iblis?? Kita diem-diem, digodain. Lagi baek-baek nih, direcokin. Suwewew banget kan -_-. Awas aja ya nanti godain saya pas saya lagi dititik tobat dan rajin beribadah. Gak tau deh kesel banget sama iblis, gak salah apa-apa eh dendam sama kita. Gua godain balik tau rasa lu. Wkwk.

Dalam hidup itu kita harus punya pedoman, dan yang terbaik adalah Al Quran. Kita juga jangan memperkaya amal hanya dengan rajin beribadah kepada Allah, tapi juga harus beribadah kepada manusia. Dalam bergaul juga kita harus paham etikanya. Mau bergaul sama yang lebih tua atau lebih muda, gak jauh beda. Intinya jangan mendzalimi satu sama lain. Contohnya nih ya, ketika ketemu itu disapa, jangan didiemin aja kaya orang gak kenal padahal kalo di chat ramah. Terus kalo lagi ngobrol langsung itu jangan dingin-dingin, padahal kalo di chat anget (?). Terus kalo orang tanya itu dijawab, jangan diread doang *curcol*. Haha. Satu hal yang baiknya dijadikan prinsip sih “Kalo gak mau dicubit, jangan mencubit”. Itu.

Semoga postingan kali ini lebih banyak manfaatnya daripada mudaratnya ya. Kalo bisa malah jangan sampe ada mudaratnya aamiin. Mohon maaf juga jika ada yang merasa tersinggung, jangan diambil hati. Dibaca aja, diresapi, kalo mau ya diklarifikasi. Hehe. Terima kasih.



Ditulis menjelang dzuhur di mushola jurusan.


Share:

0 Comment: