Instagram: @lapakpekarya.id |
"Menghina Tuhan itu ga harus
injek-injek Alquran, ga harus injek-injek injil, ga harus main-mainin nama
nabi. Tapi, besok kita khawatir ga bisa makan, besok kita khawatir ga punya
jodoh, besok kita khawatir skripsi ga selesai, itu sudah menghina Tuhan".
Kata-kata Sujiwo Tedjo ini telah menampar gue tentang cara bersikap dan
bertindak. Terlebih dalam menjalani hidup.
Setiap manusia pasti memiliki
harapan, tujuan, dan pilihannya masing-masing. Banyak manusia yang memiliki
keberanian untuk mewujudkan harapannya. Tapi tak kalah banyak juga manusia yang
ragu bahkan takut untuk mencapai tujuannya. Alasannya banyak. Bisa jadi karena
dia tidak sanggup, atau bahkan takut kalau-kalau harapannya tidak sesuai dengan
realita yang ada. Padahal segala sesuatunya sudah ditetapkan oleh Yang Maha
Kuasa. Segalanya sudah ada garis dan waktunya. Kalo memang rezeki, pasti ga
akan pergi. Kalo bukan jodoh, mau diusahain gimanapun ya tetep ga ketemu. Lalu,
kenapa kita harus terus khawatir?
Dan gue pun terdiam. Memandang
nanar rasa khawatir yang ga pernah gue sadari bahwa mereka ada. Yang lagi-lagi
membuat gue terus bergantung pada khayalan yang sebenarnya hanya membuat gue
sulit untuk mengikhlaskan. Yang terus membuat gue takut menerima kenyataan
kalau-kalau mereka ga sesuai harapan. Padahal Allah lah yang menentukan garis
hidup gue. Ada Allah yang lebih besar dari masalah dan rasa takut gue. Terus,
kenapa gue harus tunduk sama rasa takut gue? Kenapa gue merasa khawatir dengan
hidup gue? Kenapa gue gak menyadari, bahwa selama ini, bisa jadi, gue udah
menghina Allah? Astagfirullah.
Bogor.
5 Januari 2018.
5 Januari 2018.
0 Comment:
Posting Komentar