Jumat, 05 Januari 2018

Menghina Allah?

Instagram: @lapakpekarya.id


"Menghina Tuhan itu ga harus injek-injek Alquran, ga harus injek-injek injil, ga harus main-mainin nama nabi. Tapi, besok kita khawatir ga bisa makan, besok kita khawatir ga punya jodoh, besok kita khawatir skripsi ga selesai, itu sudah menghina Tuhan". Kata-kata Sujiwo Tedjo ini telah menampar gue tentang cara bersikap dan bertindak. Terlebih dalam menjalani hidup.

Setiap manusia pasti memiliki harapan, tujuan, dan pilihannya masing-masing. Banyak manusia yang memiliki keberanian untuk mewujudkan harapannya. Tapi tak kalah banyak juga manusia yang ragu bahkan takut untuk mencapai tujuannya. Alasannya banyak. Bisa jadi karena dia tidak sanggup, atau bahkan takut kalau-kalau harapannya tidak sesuai dengan realita yang ada. Padahal segala sesuatunya sudah ditetapkan oleh Yang Maha Kuasa. Segalanya sudah ada garis dan waktunya. Kalo memang rezeki, pasti ga akan pergi. Kalo bukan jodoh, mau diusahain gimanapun ya tetep ga ketemu. Lalu, kenapa kita harus terus khawatir?

Dan gue pun terdiam. Memandang nanar rasa khawatir yang ga pernah gue sadari bahwa mereka ada. Yang lagi-lagi membuat gue terus bergantung pada khayalan yang sebenarnya hanya membuat gue sulit untuk mengikhlaskan. Yang terus membuat gue takut menerima kenyataan kalau-kalau mereka ga sesuai harapan. Padahal Allah lah yang menentukan garis hidup gue. Ada Allah yang lebih besar dari masalah dan rasa takut gue. Terus, kenapa gue harus tunduk sama rasa takut gue? Kenapa gue merasa khawatir dengan hidup gue? Kenapa gue gak menyadari, bahwa selama ini, bisa jadi, gue udah menghina Allah? Astagfirullah.

Bogor.
5 Januari 2018.
Share:

0 Comment: